Minggu, 07 Desember 2014

LAPORAN STUDI LAPANG PT. SAMITEX SEWON & MUSEUM PESISIR PANTAI PARANGTRITIS GEOSPASIAL BANTUL

LAPORAN STUDI LAPANG
PT. SAMITEX SEWON
&
 MUSEUM PESISIR PANTAI PARANGTRITIS GEOSPASIAL BANTUL
22 OKTOBER 2014

                                                NAMA            : ESTERLINA FENYAPWAIN
                                                KELAS           : XII IPA
                                                NO                  :13
 SMA Santa Maria YogyakartaTahun Ajaran 2014/2015






Halaman Pengesahan
Laporan kegiatan studi lapang ke
PT. SAMITEX SEWON
DAN
 MUSEUM PESISIR PANTAI PARANGTRITIS GEOSPASIAL BANTUL
 Merapi SMA Santa Maria Yogyakarta, tanggal 22 Oktober 2014 disahkan:





Wali Kelas/Pembimbing                                                                      Kepala Sekolah
                                        


Dra. MF sutilah                                                                                 Sr. Maria Ancila OSF







KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas penyertaan-Nya, saya bisa menyeselaikan laporan study lapangan ini sehingga saya dapat menyusun laporan hasil kegiatan study lapangan ini. Saya  juga mengucapkan terima kasih kepada SMA Santa Maria karena telah mengadakan acara studi lapang sehingga seluruh siswi SMA Santa Maria dapat mempelajari suatu materi secara langsung.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat:      
1.      Sr. M Ancila osf yang telah mengizinkan kami untuk melakukan study lapangan
2.      Ibu Dra. MF Sutilah sebagai guru pembimbing kami sekaligus wali kelas
3.      Pak witarso, guru biologi dan pendamping
4.      Ibu Elin Ermawati, guru bahasa inggris dan pendamping
5.      Pak sabas, wali kelas X MIA dan pendamping
6.      Ibu Sri Sulistyawati, wali kelas XI MIA dan pendamping
7.       Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada saya, mendapat imbalan yang berlipat dari Tuhan. Saya menyadari dalam Karya tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan dalam penyempurnaan karya tulis ini. Atas saran, kritik maupun bantuaannya saya ucapkan terima kasih.

                                                                                                     Yogyakarta,22 Oktober 2014

                                                                                                                             Penulis 




DAFTAR ISI
Halaman pengesahan                       
Kata pengantar                       
Daftar isi                                            
Bab I   Pendahuluan
1.      Latar Belakang                 
2.      Tujuan                              
3.      Manfaat                            
Bab II  Pelaksanaan Studi Lapang
1.      Waktu Pelaksanaan          
2.      Tempat/obyek                  
3.      Peserta
4.      Acara
5.      Materi
Bab III Penutup
1.      Kesimpulan                      
2.      Saran                                
Lampiran                                







BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
     Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Pasal 34 ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. SDM guru yang unggul menjadi tuntutan bagi kemajuan lembaga pendidikan, dan keunggulan akan tercapai bila guru mau bekerja keras belajar dan menggali pengalaman dari orang lain yang lebih maju. Sehingga pengajaran dalam mengajar murid – murid akan lebih terlaksana dengan baik.
Pelajar adalah peserta didik yang memiliki potensi intelektuaklnya memiliki tugas pokok dalam pendidikan di sekolah, guna pengembangan kemampuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam dimensi kehidupan masyarakat di Indonesia. Dalam dua perspektif tersebut, maka potensi yang dimiliki perlu dikembangkan, salah satunya dengan cara mengadakan Studi Lapangan
Akan banyak memberikan efek positif kepada pelajar, karena dengan melihat dan mempelajari langsung maka para pelajar akan lebih terbuka wawasan dan intelektualnya sehingga pelajar yang dibimbing oleh guru tersebut menerapkan konsep ideal yang dipelajarinya dilapangan. Lebih jauh lagi, maka pendidikan akan berkembang lebih maju lagi.
SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 mengadakan study lapangan ke  PT. Samitex Sewon Bantul dan Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis. Study lapangan ini berlangsung agar kami para siswi tidak hanya dapat belajar secara teori tetapi dapat langsung ke lapangan sehingga membuat para siswi semakin mengerti. Dan para semakin mengerti keadaan di lingkungan secara rill tidak hanya teori. Dan juga dapat meningkatkan sifat tanggung jawab terhadap siswi sehingga siswi dapat memanfaatkan study lapangan ini dengan sebaik-baik mungkin.


2.    Tujuan
Tujuan dari studi lapangan ini adalah agar siswa mendapatkan ilmu pengetahuan yang   tentang tempat-tempat industry, pabrik, dan museum alam di Yogyakarta. Menambah wawasan mengenai perkembangan industry pabrik serta cara pengolahan kain, membedakan kualitas kain yang baik maupun yang buruk. Serta mengetahui fenomena alam yang terjadi di pesisir pantai selatan khususnya di daerah pantai Parangtritis dan pantai Depok mengenai gumuk pasir, arah gerak pasir, serta perkembangan alamiah dalam kehidupan sehari – hari. Juga mengetahui jenis-jenis bebatuan yang beraneka macam.


3.    Manfaat
·         Study lapangan menyediakan sebuah sumber yang dapat memperkaya informasi faktual yang tercantum dalam buku, dan membuat teks dalam buku menjadi berarti.
·         Mengembangkan sikap, memperluas pengertian dan meningkatkan keterampilan.
·         Menyediakan berbagai pengalaman melalui obyek, tempat, situasi, dan hubungan antar manusia yang tidak dapat disediakan di kelas.
·         Mempertajam kesadaran siswa terhadap lingkungan
·         Mengenalkan siswa tentang kemungkinan bidang kerja atau karir yang bisa mereka masuki sesuai dengan cita-cita mereka
·         Memadukan kelas dengan komunitas terbaru dan lingkungan yang lebih besar dan lebih berarti.







BAB II
Pelaksanaan Studi Lapang
1.    Waktu Pelaksanaan                       : Rabu, 22 Oktober 2014
·         Tempat/Obyek                  : PT. Samitex Sewon Bantul dan Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis.
2.    Peserta                                           : Kelas X,XI MIA dan XII IPA
3.    Acara                                             : Study Lapangan
4.    Materi                                            :
Ø  PT. Samitex Sewon Bantul
·         Penjelasan dari PT. Samitex Sewon Bantul
·         Kunjungan ke tempat produksi kain dari awal hingga akhir produksi pengaolahan benang hingga kain
·         Penjelasan kepala bidang masing – masing produksi
·         Penjelasan :
PT Samitex didirikan pada tahum 1973. Jumlah karyawannya kurang lebih 1800 dimana 2/3 diantaranya cewek dan 1/3 cowok. PT Samitex masih menggunakan mesin yang lama sehingga membutuhkan banyak karyawan. Jika menggunakan mesin yang baru maka karyawan di PT Samitex dapat di potong sekitar 50%. Karyawannya rata-rata lulusan SMA/SMK. Permasalahan yang terjadi adalah sulit mencari tenaga kerja yang siap pakai. Banyak lulusan SMA tatapi kalau disuruh kerja di pabrik kurang berminat. PT Samitex memproses bahan baku benang menjadi kain. Kalau tidak mendapatkan benang dari perusahaan lain PT Samitex tidak akan berproduksi. Ada empat proses atau empat unit dalam pengolahan kain yaitu, persiapan dimana barang-barang disiapkan, lalu pertenunan yaitu memproses hasil persiapan untuk ditenun menjadi kain, lalu inspekting yaitu menyeleksi kain jika bagus masuk di bagian yang di beri nama A kurang baik di beri nama B tidak baik di beri nama C, lalu terakhir finishing yaitu dari kain mentah yang berwarna kuning kecoklatan menjadi putih bersih.
 PT Samitex Sewon adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan kain. Selama ini persentase cacat yang terjadi masih cukup tinggi dan cacat pada kain ini menyebahkan banyaknya jahitan akibat kain cacat yang dibuang. Hal ini disebahkan tidak diketahuinya secara pasti faktor-faktor penyebab cacat yang terjadi karena perusahaan belum mempunyai metode pengendalian kualitas yang baik. Dengan adanya masalah tersebut diperlukan usaha pengendalian kualitas dengan menggunakan suatu metode yang cocok. Untuk mengendalikan jumlah cacat yang terjadi dilakukan dengan alat-alat evaluasi mutu, yaitu diagram pareto untuk menentukan prioritas jenis cacat untuk merancang perbaikan yang akan dilaksanakan. Hasil rancangan perbaikan kemudian diimplementasikan.

Karakteristik cacat yang terjadi yaitu karakteristik cacat atribut untuk semua jenis cacat pada setiap kain yang diamati, hal ini disebahkan karena cacat yang diteliti tidak dapat diukur secara kuantitatif. Dari basil analisis awal didapatkan bahwa peta kontrol c untuk ketiga jenis cacat yaitu cacat pakan double, cacat sumbi dan cacat miyama sudah dalam keadaan terkendali meskipun persentase cacat yang terjadi cukup tinggi. Setelah dilakukan usaha perbaikan (implementasi) pada metode kerja yang sesuai dengan usulan perbaikan yang dirancang yaitu pembersihan mesin tenun yang dilakukan pada waktu turun boom dan pemeriksaan serta penggantian paku Sumbi yang sudah aus serta pemeriksaan terhadap keausan kampas rem dari mesin tenun.

Dari analisis hasil yang diperoleh menunjukkan adanya penurunan persentase cacat yaitu dati 5,873 % menjadi 1,2 %, untuk urutan jenis cacat terjadi perubahan dimana pada awal penelitian cacat yang mendominasi adalah cacat pakan double diikuti dengan cacat sumbi dan yang terakhir adalah cacat miyama tetapi setelah implementasi lerjadi perubahan urutan dimana jenis cacat yang mendominasi adalah cacat sumbi, cacat miyama dan yang terakhir adalah cacat pakan double. Untuk biaya kualitas per minggu juga terjadi penurunan dari Rp 20.090,36/minggu menjadi Rp 13.407,71/minggu sehingga terdapat pengbematan biaya kualitas per minggu sebesar Rp 6.682,65/minggu. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil dari implementasi perbaikan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas produksi kain dapat dikatkan cukup berhasil dimana terdapat penurunan persentase cacat yang terjadi dan adanya perubahan urutan jenis cacat yang mendominasi.

Selain itu juga terjadi penghematan biaya kualitas. PT.SAMITEX di Sewon, Bantul, Yogyakarta ternyata banyak menghasilkan limbah cair, yang apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu, dapat menyebabkan pencemaran air, karena tingginya kandungan BOD, COD, SS, senyawa organik dan pH serta menimbulkan bau yang tidak enak. Penelitian ini merupakan perpaduan pengolahan limbah cair secara kimia dan biologi. Penambahan nitia dimaksudkan untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif dalam memperbaiki limbah cair tekstil. Sedangkan perlakuan secara biologi dengan memakai aerobik biofilter bertujuan untuk mengetahui kemampuan mikrobia penyusun lumpur aktif dalam menguraikan senyawa organik yang terdapat di dalam limbah cair tekstil.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dengan analisis Varian dalam Rancangan Acak Lengkap (CRD) dengan tingkat kepercayaan 95% dan uji LSD untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata. Hasil penelitian dengan koagulan nitia yang paling efektif adalah 1 gr/l, yaitu dapat menurunkan BOD dari 510 mg/l berubah menjadi 127 mg/l, COD dari 4885,5 mg/l menjadi 500,4 mg/l atau 87,7 %, SS dari 437,7 mg/l menjadi 50,18 mg/l atau 88,5%, senyawa organik dari 602,8 mg/l menjadi 103,4 mg/l atau 82,8 % dan pH dari 8,6 menjadi 6,6. Sedangkan perlakuan dengan memakai aerobik biofilter pada jam ke 48 besarnya penurunan BOD adalah 20,8 mg/l atau 83,5% , COD 70,6 mg/l atau 85,8%, SS 15,7 mg/l atau 69,0%, senyawa organik 30,6 mg/I atau 74,7%.

Pengolahan limbah cair tekstil secara kimia dan biologi dengan memakai aerobik biofilter ternyata mampu memperbaiki kualitas limbah cair, sehingga dihasilkan air limbah yang jernih dan dapat menurunkan senyawa organik, BOD, COD dan SS sehingga tidak menyebabkan pencemaran air

Ø  Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis.
·         Penayangan film documenter mengenai museum geospasial dan ulasan mengenai ekosistem gumuk pasir di pesisir pantai Parangtritis dan Depok.
·         Keliling museum dengan mempelajari peraga museum berupa alat optic, kumpulan koleksi pasir pantai, melihat daerah pesisir pantai dengan menara puncak dan teropong, serta maket bangunan museum geospasial.
·         Penjelasan :
Laboratorium Geospasial Pesisir dibangun tahun 2006 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), bekerjasama dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemda Bantul. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan dan pembuatan basis data spasial.   

Laboratorium yang terletak diatas lahan pasir seluas 2 ha di dusun Depok desa Parangtritis ini, terdiiri dari 6 unit bangunan utama. 1 unit bangunan untuk kantor, 1 unit yang berbentuk piramid untuk ruang pertemuan yang juga dapat digunakan untuk kegiatan penyuluhan, seminar dan diskusi, 1 unit bangunan museum tentang segala jenis pasir pantai dan bebatuan serta karang laut, 1 unit bangunan yang menghubungkan bangunan piramid dengan museum yang dikenal dengan
lorong pengetahuan, 1 unit kantin dan 1 unit mess.

Tiga bangunan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir itu.
Museum ini bisa anda jadikan tujuan wisata alternative setelah berkunjung ke pantai parangtritis, di museum ini anda akan mendapatkan pengetahuan lebih melalui koleksi- koleksinya yang menakjubkan.
Sebagai tempat rekreasi museum gumuk pasir juga berfungsi sebagai laboratorium yang beguna untuk aktifitas ilmiah dengan dilengkapi dengan instrument , pustaka  tentang geospasial dan ilmu kebumian. Selain itu anda bisa menemukakn berbagai macam benda koleksi yang menarik untuk diteliti dan dipelajari, benda mulai dari binatang laut, karang, bebatuan mineral, foto, maket, hebarium, jenis paeis, laquer feel dan CD tipologi pantai di Indonesia.
Museum yang diresmikan pada tanggal 1 Spetember 2000 ini memang sangat istimewa, mulai dari benda – benda koleksi dan fasilitasnya tentunya keistimewaan yang lainnya adalah letaknya yang berada dekat dengan pantai parangtritis dan gumuk pasir sendiri, selain bisa meneliti alam lewat museum anda juga bisa mendekatkan alam secara langsung, dengan menikmati pantai parangtritis dan gumuk pasir, tentunya ini sangat menyenangkan bagi anda dan keluarga, berekreasi sambil belajar. Selain  museum gumuk pasir anda bisa datang kemuseum – museum lain yang ada di jogja yang bisa memberikan anda pelajaran dan bisa anda teliti benda- benda koleksi yang ada didalamnya, seperti museum geoteknologi, Museum gunung merapi dan museum biologi UGM yang menyenangkan untuk dikunjungi.






 BAB III
Penutup
Kesimpulan
·         Dengan adanya pembuatan laporan ini kami dapat memperoleh manfaat yang akan kami jadikan pelatihan di perguruan tinggi nantinya. Sehingga dalam pembuatan laporan merupakan pelatihan bagi kami semua. Serta dalam pembuatan laporan ini membuat kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang telah kami terima.
·         Dan dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpatisipasi pada pembangunan bangsa dewasa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di bidang lingkungan, pendidikan, dan industri.
·         Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya guna yang lebih luas.
Saran :
Benda – benda di museum hendaknya ditingkatkan perawatannya supaya wisatawan bisa tetap menikmati keaslian benda – benda tersebut. Untuk itu, diharapkan dapat meningkatkan Objek wisata tersebut.
 Pemerintah hendaknya lebih meningkatkan mutu dan keamanan dari objek wisata
Masalah waktu. Mungkin, masalah ini sudah tidak asing lagi dalam setiap pelaksanaan studi tour. Apa yang menyebabkan terjadinya masalah waktu ?. Mungkin, kurang terjadinya kordinasi dan kurang disiplinya semua pihak dalam menyusun jadwal pemberangkatan ataupun jadwal pemberhentian.
Demikian Kritik dan saran yang dapat kami sampaikan. Semoga saran dan kritik kami dapat memberikan manfaat untuk semua pihak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar